Bir dan anggur tanpa alkohol

Bir adalah minuman isotonik yang sangat baik, cocok untuk menyegarkan dan menghilangkan dahaga pada hari yang panas. Bir tidak boleh absen dalam pesta barbekyu yang diadakan pada Sabtu sore atau saat malam di kota bersama teman-teman. Versi bebas alkoholnya semakin populer dan angka penjualannya meningkat dari tahun ke tahun. Tren...

Bir adalah minuman isotonik yang sangat baik, cocok untuk menyegarkan dan menghilangkan dahaga pada hari yang panas. Bir tidak boleh absen dalam pesta barbekyu yang diadakan pada Sabtu sore atau saat malam di kota bersama teman-teman. Versi bebas alkoholnya semakin populer dan angka penjualannya meningkat dari tahun ke tahun. Tren ini dapat dikaitkan dengan gaya hidup aktif dan sehat yang semakin penting bagi banyak orang untuk membatasi konsumsi alkohol mereka. Ada juga banyak rasa unik dari bir bebas alkohol yang disesuaikan dengan selera pelanggan paling menuntut. Bir ini digunakan oleh wanita hamil dan menyusui, pengemudi, anak di bawah umur, atau orang yang, misalnya, karena alasan kesehatan sama sekali tidak mengonsumsi alkohol.

Bagaimana bir bebas alkohol dibuat?

Bir tradisional dibuat melalui proses fermentasi alkohol, namun dalam proses pembuatan bir, jumlah alkohol dapat diubah menjadi sangat sedikit. Beberapa pabrik bir memproduksi produk bebas alkohol dengan cara yang sama seperti bir tradisional dan kemudian menghilangkan alkoholnya di akhir produksi, misalnya melalui ekstraksi vakum atau distilasi. Proses ini memungkinkan mempertahankan nilai rasa dan aroma yang seringkali sulit dibedakan oleh para ahli dari bir yang mengandung alkohol.

Ada juga metode untuk menghentikan fermentasi pada waktu tertentu dengan menurunkan suhu. Namun, penentang metode ini berpendapat bahwa minuman tersebut kehilangan rasa uniknya dan tidak lagi mirip dengan bir tradisional. Produk tanpa alkohol juga dapat dibuat dengan fermentasi menggunakan ragi khusus sehingga tidak menghasilkan alkohol.

Jenis-jenis bir tanpa alkohol

Rasa dan aroma bir terutama dipengaruhi oleh proses hop dan jenis serta kualitas bahan baku yang digunakan dalam pembuatannya. Oleh karena itu, bir tanpa alkohol dapat mempertahankan kepahitan dan kemanisan yang sama seperti bir beralkohol. Selain itu, bir ini juga dapat dibuat dalam berbagai gaya, seperti lager, radler, witbier, atau porter. Toko-toko menawarkan minuman terang, gelap, dan gandum, tersedia dalam berbagai rasa atau dengan tambahan jus buah atau limun.

Perlu dicatat bahwa di Polandia, bir tanpa alkohol juga dapat disebut sebagai minuman dengan kadar alkohol hingga 0,5%. Ini bisa menjadi informasi penting terutama bagi pengemudi atau wanita hamil dan menyusui, meskipun jumlah ini sebanding dengan kadar alkohol dalam makanan umum seperti kefir atau roti asam. Namun, di pasaran tersedia varian yang benar-benar bebas alkohol yang memiliki rasa dan aroma yang luar biasa.

Pengaruh bir terhadap tubuh

Bir konvensional tidak sehat terutama karena kandungan alkoholnya yang tinggi. Selain mengurangi kemampuan konsentrasi dan kinerja sistem saraf, dosis alkohol yang rendah saja dapat menyebabkan gangguan penglihatan, pendengaran, dan gerakan. Konsumsi jangka panjang dapat menyebabkan kecanduan, penyakit saluran pencernaan, dan bahkan kerusakan otak.

Semua konsekuensi ini tidak berlaku untuk minuman tanpa alkohol yang hanya terbuat dari bahan nabati. Ada pendapat bahwa minuman ini berfungsi sebagai minuman isotonik yang mengisi elektrolit serta mikro dan makroelemen, misalnya setelah latihan. Selain itu, minuman ini memberikan energi dan dapat berdampak positif pada regenerasi tubuh. Minuman ini juga jelas memiliki kalori lebih sedikit dibandingkan minuman berkarbonasi manis, sehingga sering dipilih oleh orang-orang yang mengutamakan pola makan seimbang dan sehat. Selain itu, bir tanpa alkohol menyediakan asam amino dan mineral seperti kalium, fosfor, magnesium, dan natrium bagi tubuh.

Produk yang baru dilihat